about me / Bahasa Indonesia / Living in NL / Social Media / Thoughts

Tolong buatkan surat undangan

Tadi sore pulang kantor gw istirahat bentar di sofa sambil chat di WhatsApp dengan satu temen di Indonesia. Selagi dia typing pesannya, gw iseng check satu akun media sosial gw. Ternyata ada request pesan dari satu orang yang follow gw di situ.

Pesannya dimulai dengan salam kenal kak Yoyen. Bolehkah dibuatkan surat undangan untuk kedutaan? Dan sekalian fotocopy pasport dan ijin tinggal kakak? Hanya untuk mempermudah urusan di kedutaan aja.

Semua dokumen ini dia perlu untuk mengajukan permohonan untuk visa Schengen lewat kedutaan Belanda sementara dia akan ke satu negara lain di wilayah Schengen. Orang ini rencana akan minta visa Schengen lewat kedutaan Belanda karena katanya mereka ngga pelit ngasih visanya.


Yooo, setelah baca ini gw jadi menghela napas, panjang banget. Gw ngga langsung bales pesan orang ini tapi ke dapur masak dulu biar kepala dingin, setelah itu makan malam dengan keluarga. Suami gw yang denger gw menghela napas panjang tanya ada apa. Gw cerita dan dia hanya senyum sambil menggumam ‘orang Indonesia’.

Setelah makan malam gw buka laptop untuk tulis ini. Dalam pos ini gw akan menjelaskan panjang lebar kenapa gw ngga mau meluluskan permintaannya dia. Panjang loh tulisannya, kalau ngga minat, sila baca pos lain di blog ini yang lebih menghibur.

Merepotkan orang ngga kenal

Ya, jujur dan langsung tanpa tedeng aling-aling gw tulis ini sebagai alasan pertama. Informasi ini juga ditujukan untuk yang (berniat) tanya/minta tolong hal seperti ini ke orang ngga kenal yang kebetulan mereka follow di satu akun media sosial.

Untuk mengajukan visa Schengen dalam rangka MENGUNJUNGI KELUARGA DAN/ATAU TEMAN memang perlu surat undangan dari keluarga/teman yang bermukim di wilayah Schengen. Buat yang belum ngeh peraturannya bisa baca di situsnya imigrasi Belanda (info dalam bahasa Inggris). Surat undangannya sendiri juga bisa diunduh di situs yang sama, namanya Proof of sponsorship and/or private accommodation. Surat undangan ini perlu kalau loe rencananya mengunjungi keluarga dan/atau teman ya. Visa turis biasa bisa diminta tanpa surat undangan ini.

Nah untuk permohonan ini gw bisa print surat undangan di rumah tapi gw harus ke balai kota di tempat tinggal gw. Ini ngga bisa sembarangan dateng tapi harus buat janji online atau lewat telp. Janji ini hanya dalam waktu jam kantor, yang mana artinya gw musti ambil libur dari kerjaan gw kalau urus ini.

Ini prosedurnya: gw beneran harus dateng ke balai kota. Kenapa? Karena pegawai balai kota harus cek apakah gw isi surat di atas dengan lengkap. Kemudian dia akan cek kartu identitas gw, dicocokkan dengan data gw di surat undangan. Setelah semua ok, gw harus tanda tangan surat undangan itu di depan dia. Surat undangan dengan tanda tangan gw itu akan dicap stempel legalisasi, dan gw harus bayar sekitar € 11,50 (setiap kota beda tarifnya Mulai dari € 11,50 sampai € 20,-). Setelah semua ok, prosedur selesai dan gw bisa kirim surat undangan tersebut ke orang yang gw undang.

Untuk keluarga dan temen dekat gw rela repot begini karena gw seneng mereka akan dateng dan nginep di rumah gw juga. Tapi kalau begini untuk orang yang gw ngga kenal, ya gw ngga mau. Karena gw sendiri itu segen banget ngerepotin orang. Maaf aja.

Update 20 November 2017

Tambahan info untuk prosedur yang gw tulis di atas ini. Gw tulis tahap yang harus dilakukan untuk mohon surat undangan dalam pos ini buat undang orang dan hanya menampung dia untuk menginap ya, karena gw biasanya memang hanya bersedia menanggung akomodasi untuk temen-temen gw yang ke sini dan mereka mengerti ini. Makanya gw tulis di sini awalnya prosedure ini tapi ternyata kurang jelas untuk beberapa yang komen di pos ini, makanya gw tambah deh update info.

Dalam surat undangan untuk visa Schengen yang gw bahas di sini ada dua pilihan untuk si pengundang.

  1. Mengundang tamu hanya menanggung penginapannya tanpa bertanggung jawab untuk pengeluaran sehari-hari si tamu. Dalam surat undangannya si pengundang bisa contreng butir 3A, Particuliere Logiesvertstrekking (akomodasi pribadi). Prosedurnya udah gw jelaskan di atas. 
  2. Mengundang tamu, menampung dia menginap dan menanggung pengeluaran sehari-hari si tamu, bisa contreng butir 3B, Garantstelling (jaminan). Menanggung pengeluaran sehari – hari si tamu yang dipukul rata € 34,-/per hari (data November 2017) syaratnya selain prosedur yang gw jelaskan di atas, harus menyertakan struk gaji terakhir sebagai bukti bisa menjamin si tamu. Catatan: makanya kalau loe memohon visa Schengen untuk turis harus bawa copy rekening bank dengan saldo yang cukup untuk biaya hidup selama loe berada di wilayah Schengen. Tiap negara anggota Schengen berbeda ya biaya hidup per harinya untuk memohon visa. Berbeda dengan prosedur untuk pilihan satunya, dalam mengundang butir 3B ini si pengundang dan partner (suami/istri atau pacar) harus datang ke balai kota. Keduanya wajib tanda tangan surat undangan. Dan ini juga ya, tiap surat undangan ada dua tanda tangan, kena biaya materainya dobel. Biaya materai itu dihitung per tanda tangan. Waktu adik gw dan suaminya dateng Februari lalu gw dan suami undang mereka dengan butir ini. Kita keluar biaya administrasi € 46,-. Perinciannya: satu surat undangan untuk satu orang. Dalam satu surat undangan ada dua tanda tangan 2 x € 11,50 = € 23,-. Nah ini di kali dua jadi € 46,-. Tentu gw ngga keberatan bayar segini untuk adik dan ipar gw, saudara bok! Tapi maaf aja kalau musti begini ke orang yang gw ngga kenal dan ngga tahu orangnya kaya apa.  

Surat undangan sponsor permohonon visa bukan sekedar surat

Surat undangan di atas bukan sekedar surat. Dalam surat itu tertera syarat dan peraturan dalam huruf kecil. Tiap gw undang keluarga/temen deket gw selalu baca huruf-huruf kecil ini dengan seksama, siapa tahu peraturannya berubah. Kenapa gw ribet baca syarat dan peraturan ini?  Karena gw tanda tangan surat undangan ini sebagai tanda gw setuju dan paham syarat, peraturan dan sanksinya kalau ada apa-apa dengan tamu gw selama dia berada di sini.

Sesampainya surat ini di kedutaan Belanda di negara si pemohon visa, data gw masuk di sistim imigrasi Belanda dan disimpen di sana selama lima tahun. Di situ tercatat  bahwa gw mengundang si A untuk datang ke Belanda dari tanggal X sampai tanggal Y. Dalam surat undangan tersebut juga ada pertanyaan apa hubungan gw dengan yang gw undang dateng ke sini. Ini tanggung jawab besar ya karena berhubungan dengan instansi resmi negara.

Silakan cap gw cemen atau penakut tapi gw ngga main-main urusan imigrasi. Kenapa gw tulis begini? Karena orang yang minta tolong ini akan ke negara lain, sementara menurut peraturan visa Schengen, visa harus diminta di kedutaan negara di mana si pemohon paling lama akan tinggal selama dia berada di wilayah Schengen.

Adik gw beberapa tahun lalu sempet ke Jerman untuk urusan kantornya. Dia perpanjang karena mengunjungi gw di Belanda dan memang dia lebih lama di rumah gw daripada di Jerman. Penerbangan dia balik ke Indonesia lewat Jerman. 3 bulan setelah dia kembali ke Indonesia satu hari Sabtu, pagi-pagi ada mobil berhenti depan rumah gw. Yang keluar 1 polisi dan dia tanya ke gw “Apakah ini tempat si X (nama lengkap adik gw) pernah tinggal?”. Gw jawab “Itu adik saya dan memang dia sempat ke sini. Tanggal sekian dia sudah kembali ke Indonesia”. Si polisi bilang datanya ngga masuk di sistim mereka. Terus gw tawarkan kerja sama untuk minta adik gw scan passportnya di halaman yang ada stempel dia keluar wilayah Schengen dan halaman stempel dia masuk Indonesia, gw kirim ke polisinya. Si polisi setuju. Dia bilang sih ini periksa acak.

Jadi, minta surat undangan untuk jadi sponsor buat permintaan visa itu bukan hanya untuk visa yang minta ya, tapi ini juga menyangkut si pengundang. Ada dua jenis visa Schengen untuk keluarga dan temen ini. Jenis pertama si pengundang hanya menyediakan tempat menginap, yang ke dua si pengundang menanggung semua pengeluaran tamunya dari biaya hidup sehari – hari (€ 34,- per orang/hari), asuransi kesehatan, biaya kembali kalau ada sesuatu dengan si tamu dengan biaya maximum € 10.000/tahun.

Kalau undang keluarga dan temen deket gw kan kenal mereka gimana orangnya, jadi tahu dan bersedia menanggung risiko. Untuk orang ngga kenal gw ngga mau karena ngga berani sebaik atau sesopan apapun kesan orang itu. GW NGGA KENAL DIA.

Jangan sembarangan berbagi copy passport dan ijin tinggal

Lepas dari permintaan orang yang minta tolong gw buat surat undangan untuk kedutaan ini dan dia perlu fotocopy passport dan ijin tinggal gw, jangan pernah sembarangan kirim fotocopy passport dan ijin tinggal atau KTP loe ke orang yang ngga dikenal ya. Risikonya besar. Duh, gw kedengerannya parno tapi sadar ngga sih akan pencurian identitas? Inget kasus cowo diteror cewe yang pesen makanan banyak lewat satu jasa pengiriman makanan di Jakarta beberapa waktu lalu dan dia kirim ke kantornya itu cowo? Konon si cowo kasih KTPnya kan ke cewe itu. Ini baru satu contoh dari sekian banyak contoh lainnya ya.

Kenapa gw parno kirim fotocopy passport dan kartu identitas lainnya? Risiko pencurian identitas itu banyak: yang punya akses ke identitas loe itu  bisa buka rekening bank, kartu kredit, kredit beli motor dll…dll ATAS NAMA LOE. Kalau dia menunggak, tagihan akan datang ke loe, kan yang diajukan data, nama lengkap, alamat, bahkan tempat tanggal lahir semua itu data pribadi loe, hitam di atas putih.

Nah, bisa kan sekarang kebayang, gw ngga mau sembarangan kirim copy passport dan ijin tinggal ke orang ini. GW NGGA KENAL DIA.

Semakin panjang gw tulis pos ini gw mikir, berani juga ya itu orang minta tolong hal seperti ini ke orang yang dia ngga kenal. Kesan gw ada orang Indonesia yang merasa dengan hanya berucap salam kenal dia sudah menyingkirkan satu halangan untuk lebih deket ke orang yang dia sapa dengan salam kenal itu.

Pesan gw sudah jelas sepertinya bahwa gw ngga mau sembarangan kirim surat undangan untuk visa Schengen dengan alasan yang gw uraikan panjang lebar di atas. Sama dengan gw juga risih orang ngga kenal minta nginep di rumah gw. Atau satu orang yang numpang lewat baca blog ini dan minta dibeliin coklat karena dia ngidam coklat merk tertentu. Gw tulis pos ini biar gampang. Lain kali ada yang minta tolong hal yang sama, gw cuma kirim link ke pos ini.

Misalnya setelah kalian baca pos ini akan cap gw sombong, ngga mau bantu orang, silakan. Gw terima kok. Memang ada orang yang mau bantu orang-orang yang mereka ngga kenal dengan permintaan yang sama. Gw ngga. Biarlah hanya keluarga dan temen deket gw yang tahu gw orangnya gimana.

Selamat malam!

52 thoughts on “Tolong buatkan surat undangan

  1. Mbak, aku bacanya speechless. Ini lebih parah ya daripada kejadian minta titip coklat & numpang nginep. Ga main2 gitu loh kalo udah imigrasi, seperti yang Mbak Yoyen bilang, tanggung jawabnya gede banget. Belum lagi minta copy passport dll, haduuh. Aku beneran ga abis pikir :/

    • Mungkin yang tanya pikirnya surat undangan itu konsekuensinya ngga seberat ini Dix. Mungkin dia pikir hanya surat undangan aja, kelar 🙂

  2. Mbak, aku pernah mengalami seperti ini, persis tahun kemaren. Bedanya yg minta itu temannya bulikku. Jadi bulik sebagai perantara. Aku menolak karena beneran ga kenal sama dia. Trus disampaikan oleh bulik ke temennya. Eh temennya ini “ngatain” klo aku sok banget ga mau bantu dia, sok karena sudah di LN ga mau bantu sesama orang Indonesia. Lah, bantu model begini ya jelas aku ga mau wong ga kenal sama sekali.
    Beberapa waktu lalu aku pernah bikin tulisan di blog ttg aplikasi Visa Schengen melalui jalur undangan detail syarat dan dokumen apa saja yg diperlukan (karena tahun ini Ibu dan Adikku datang ke Belanda pada waktu yg berbeda, dan suami jadi sponsor dua kali dlm setahun). Trus di kolom komen ada yg minta dikirimkan contoh KTP atau Surat Tanah yg sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris (karena dua dokumen ini disertakan oleh Ibu dalam aplikasinya). Wah, itu kan dokumen pribadi, ada gitu yg minta kirimin contohnya. Langsung aku tolak.
    Satu lagi mbak, sewaktu datang ke Gemeente untuk minta tanda tangan dan cap di surat undangan, pihak sponsor harus datang beserta pasangannya (yg namanya tertera di formulir undangan) karena berdua tanda tangan di depan petugas dan petugas akan check data2 pasangan dari pihak sponsor. Karena waktu jadi sponsor, suami datang bareng aku ke Gemeente.

    • Yang harus datang berdua partner/spouse itu kalau garantstelling, di dalam formuliernya butir pertanyaan nr. 3B. Menanggung semua pengeluaran dari biaya hidup sehari – hari sampe asuransi selama di sini. Pihak pengundang selain urus surat undangan juga perlu untuk kirim copy paspor/ijin tinggal dan struk gaji.

      Karena ini pos untuk orang yang minta tolong, aku tulis prosedur urus surat undangan untuk particuliere logiesverstrekking, di dalam formuliernya butir pertanyaan nr. 3A. Hanya undang untuk tidur di rumah tanpa bertanggung jawab untuk biaya hidup sehari-hari. Seperti yang selalu aku lakukan kalau aku undang temen deket. Makanya dia dalam proses permohonan visa itu harus membawa bukti rekening koran banknya dia, saldo cukup untuk jumlah hari tinggal di sini X € 34,-. Untuk logiesverstrekking ngga perlu partner/spouse kita ikut tanda tangan. Kalau mau boleh, tapi kan kena biaya materai. Karena dihitung biayanya per tanda tangan dalam satu formulier. Kalau keduanya tanda tangan ya bayar 2 x biaya administrasi.

      Kalau ini masih ngga jelas infonya, nanti aku tambahi di pos, biar ngerti sekalian.

      • Terima kasih banyak Mbak Yo untuk penjelasannya. Aku baca pelan2 dan mencoba mengerti sambil lihat dokumen punya Ibu. Iya benar, karena yang kami isi memang yang butir 3B. Yang butir 3A juga kami isi untuk yg jumlah lama tinggal, hubungan dengan yg disponsori. Trus waktu kami datang ke Gemeente, bayarnya €10.5 karena memang sesuai yang tertera di website masing2 Gemeente beda tarifnya.

  3. Gue heran pake banget loh Yen, koq berani dan ga malu ya minta2 surat sponsor dllnya itu ke orang yg ga dia kenal secara personal??? Where is her brain??? Giling, sponsor letter passport yg gitu2 kan private cuma utk keluarga deket aza! Ya ampuuun masih ada aza orang seperti itu ya? Atau mungkin dia pikir, ah coba aza sapa tau loe ga keberatan yaks😜😜 Hadeeuuhhhhhh!!

    • Mungkin yang tanya ini sikapnya iseng-iseng berhadiah atau mungkin dia beneran ngga tahu Ria. Makanya gw ngga jawab pertanyaannya dia tapi malah tulis di sini. Siapa tahu ada yang tanya hal yang sama, akan gw kirim link ke pos ini, biar bisa baca sendiri 🙂

  4. Menurutku orang sekarang tipenya : coba minta tolong aja ke Mbak Yoyen, diterima permintaannya = syukur. Ditolak permintaannya = ya udah. Efek besar dari tidak adanya pelajaran BUDI PEKERTI baik di keluarganya, karena gak mungkin 100% andalkan pelajaran budi pekerti di sekolah. Orang kayak gini parah banget, asli.

  5. Oalah ini orang sok polos atau gimana Mba Yo? Mba aku sih yang kepo ya, itu orang bakal update apa ya di twitternya setelah Mba tulis postingan ini 😀

  6. Waduh mba Yoyen, aku bacanya udah sampe mau meledak2 sendiri.

    Aku pernah juga sih dapet DM dan email tentang “invitation letter” ini. Ceritanya karena, waktu bikin visa Australia kemarin aku pake invitation letter dari Adam @pergidulu – tapi ini emang karena di Oz kami road trip bareng & tinggal di rumah mama nya Adam setelah road trip. Jadi invitation nya benar adanya.

    Dan aku tulis dong di blog, pengalaman bikin visa Oz itu.

    Eh sejak itu jadi banyak yang email / DM, minta tolong “kak, mintain juga dong invitation letter ke Adam. Cuma untuk bikin visa aja, nanti sampai di Oz aku nggak akan ganggu dia.”

    *geleng-geleng kepala*

    • Nah itu kan aneh ya. Udah jelas kelihatan kamu & Fred itu kenal dengan Susan & Adam sebagai pasangan. Jadi ini bisa ngerti gitu loh kalau Adam hospitable gitu, sampe kalian nginep di mamanya dia. Waa, itu aku yang bingung kok mereka tanya ke kamu padahal Adam & Susan juga ada blog sendiri. Waaaa.

      Sha, kamu kalau ada waktu dan niat, tulis dong pertanyaan yang aneh-aneh gini. Aku kan pernah tuh tulis beberapa. Aku penasaran kamu sebagai travelblogger dapet pertanyaan aneh kaya apa 🙂

  7. tengkyu postingnya mbak..

    yaaaaaa… dari sisi yg minta ginian, dia mau gampangannya aja kali ya.. belum kebayang apa yg hrs dilalui sm yg dimintain tolong (orang lain pula)..

  8. haaahhhhh.. menghelaaa nafas panjaaaangg. I,ve been there walaupun different case.. dan dengan panjang lebar masih berbaik hati menjelaskan step step secara personal.. tapi kok yaaa, makin manjaaaa dan ga ada terima kasih. urut dada deh

  9. Untungnya ga pernah dimintain beginian, mungkin karena personaku di medsos udah judes ya haha tapi beneran deh orang2 itu kok bisa minta ini itu padahal kenal aja enggak. Semua urusan digampangin, dikira kaya birokrasi di Indonesia yang dokumennya tinggal di “nunut”in aja beres, yang penting lengkap berkasnya ngga pake dilihat isinya.

    “Untung” aku cuman baru dapat permintaan nginep aja lewat sosmed 😝

  10. ya ampun mbak yo, gak kebayang ada orang kayak gitu.sekarang kita memang harus kudu extra hati2 dalam melindungi diri dan keluarga secara ada berbagai bentuk modus dan kejahatan yang bertebaran di luar sana. terimakasih infonya ya mbak yoyen…..

  11. Bacanya sampe geleng-geleng kepala sendiri. Ini aja saya udah ditawarin dibuatin undangan ke satu negara tahun depan saya masih mikir-mikir enak gak ya… Ini langsung asa kenalan dan minta hal kek gitu. Standar kesopanannya orang emang beda-beda banget ya Mbak Yo. Saya pikir yang beginian ini dilogika saja seharusnya sudah bisa loh. Atau saing desperatenya ya?

    • Ya betul, standar apa yang layak atau ngga itu beda per orang Dan. Yang aku pingin tanya sih kenapa dia ngga minta visa turis biasa ya? Ini bisa loh, cuma ah ngga tahu aku ha..ha..Maksudnya ngga tahu kenapa dia minta surat undangan ke aku gitu.

  12. Sabar ya mba, itu orang sih minta dicabein aja mukanya, kayak gak punya aturan gitu hiks. Aku antara kesel, sama malu ya, kok ada orang begitu. Apalagi kalau yang minta anak muda geng millenial gitu, aku sebagai anak millenial, lebih malu lagi hahaha *ketawa miris*. Tapi bagus ya kekesalanmu malah bikin kreatip, ditulis di blog… biar bisa dibagi ke orang banyak juga… daripada dipendam sendiri kan ya. Besok-besok mah kalau ada yang begitu, suruh liburan ke Bogor aja gitu kalau sok pengen jalan-jalan tapi ngga mau repot…

    • Aku sabar kok Stella, terima kasih 🙂 Memang ini yang minta sepertinya generasi kamu. Eh tapi ya, aku share pos ini di Facebook. Ada beberapa temen-temenku yang tinggal di luar negri yang sama pengalamannya, ada yang diminta tolong temennya ibunya, pegawainya dsb..dsb..Ngga selalu millennials kok 🙂

  13. Parah nih orang tau malunya gede banget. Sampe sekarang, kalau keluarga kesini, aku selalu minta mereka urus sendiri pake visa turis. Aku ga mau jadi yang sponsor karena bebannya masih berat. Gak papa lah kalau akhirnya mereka nginep di rumah aku, tapi harus maklum juga kalau aku nggak bisa temenin mereka jalan2 selama liburan.

    Tanteku di Australia pernah mensponsori aku liburan kesana. Repotnya minta ampun. Makanya sampe sekarang aku gak pernah mau sponsorin atau mensponsori orang.

    • Aku selalu sponsor yang full untuk keluarga, dan undang untuk logiesverstrekking untuk temen-temen deket. Ngga pernah aku undang orang yang aku kenalnya biasa aja.

      Ini yang tanya iseng-iseng berhadiah atau mungkin memang ngga sadar/ngga tahu ribetnya kaya apa Crys.

  14. Gak ada yang salah kok dengan sikap, Mbak. Walaupun mungkin ybs merasa dekat dengan Mbak karena sering baca post atau follow socmed, tapi kan tetap aja sama-sama orang asing. Baik dari pihak dia apalagi Mbak.

    Kadang yang nekat-nekat kayak gini sebenernya mereka tujuannya apa ya ke luar negeri? Berani banget.

  15. Pacarku pun (WN Belanda) baru berani kasih surat undangan setelah kami 5 tahun pacaran, Mba. Walaupun dia cuma menanggung akomodasi dan tiket pesawat PP. Biaya hidup dan asuransi aku tanggung sendiri 😂

  16. Mbak habis ini di unfollow trus diblock IG nya kaya cerita tempo hari itu tentang apa yah lupa hahahaa…

    Mgkn dipikin Mbak Yo ramah ramah, suka menolong dan suka menabung makanya diminta tolong hihihi…

    Tapi model gini typikal Indonesia banget yah maunya yg praktis dan gampang-gampang, maksudnya selama ada yg mudah dan bisa diminta bantuan kenapa nggak? Tapi masih ada juga kok orang Indonesia yg nggak begini. Indonesia ini maksudnya negara yah bukan suku 😁

  17. netijen jaman now ya mba… *geleng2*
    aku beberapa kali malah dimintain tolong ngurusin visa sama nyariin tiket murah, lahh emang aku agen perjalanan apa?!

  18. Mba Yoyen, setuju banget. Soalnya yang diundang ke Belanda bukan orang yang kita kenal. Kalo ada apa2, sponsor ikut kena. Ngurus kaya gitu kan bikin surat pernyataan dan kirim kopi paspor serta slip gaji pula ke orang yang bakal bikin visa. Kalo utrecht biayanya €15,7 dan kalo sponsor uda nikah, pasangannya harus tanda tangan juga yg mana biaya dobel karena harganya per tanda tangan bkn per formulir.
    Ato mungkin yg minta tolong ga tau prosesnya. Saya jg prnh share cara bikin sponsorship schengen di blog, yg mana saya tulis kalo sponsor ribet ke gemeente segala jd ga asal bikin surat undangan terus ttd diatas materai. Hehe.

    • Yang pasangan wajib tanda tangan itu untuk kalau kita undang orang dan menyatakan menanggung pengeluaran dia selama di sini, makanya pasangan harus tanda tangan. Yang aku cerita di atas itu untuk hanya menyatakan kita tampung si tamu untuk tidur.

  19. asli aku speechless bacanya. kenal jg ngak sampai berani minta begitu yak..
    ngak mikir bebannya utuk si pembuat surat kalo sampai ada hal2 yg tidak diinginkan plus bakal ngerepotin orang lain.

  20. Kalau menurut ku pribadi, kurang etis rasanya untuk minta tolong seperti itu ke orang yang kita cuma kenal lewat medsos, terlepas mudah atau ga prosesnya, Mbak.

    Agak melenceng dikit nih, Mbak. Aku mau tanya pendapat Mbak, mengenai kalau ada orang yang minta copy an ID dan fotocopy rekening pribadi untuk memuluskan jalan mereka untuk nyicil rumah ataupun kendaraan (ibarat kata pinjam nama). Orang-orang disini contohnya adalah teman orangtua dan saudara orangtua.
    Dulu pernah kejadia di aku dan kutolak mentah-mentah.

    • Untuk apa pun dan dalam situasi apa pun sebaiknya jangan meminjamkan ID atau bahkan copy ID dan copy rekening bank dengan alasan seperti yang aku tulis di atas.

    • Mungkin akan minta kalau dikabulkan. Pernah ada yang minta nginep juga di rumahku padahal hanya lihat foto di Instagram (bukan foto rumah pula), ada yang minta dikirim coklat. Ah, ada memang orang yang random gini.

  21. Mbak Lorraine,

    Ada memang yang gak tau, dia pikir surat itu cuma surat bikin sendiri terus dikirim ke Indonesia (ini beneran) -__-

    Tahun lalu, pacarku urus surat sponsor (full sponsor), sebagai ganti slip gaji pacarku dikasih werkgeversverklaring (cuma selembar aja) sama kantornya. Aku harap harap cemas gak ada slip gaji/rekening korang, tapi di approved juga.
    Selain berkorban waktu buat ke gemeente, juga duit eur 14.40 (gemeente Den Haag) dan biaya kirim dokumen asli. Beberapa orang yang gak tau (atau pura-pura gak tau) harus ditampar sih sama kertas yang isinya aturan visa sponsor biar melek.

    Dan! pas di bandara aku ditanya banyak banget sama petugas imigrasi (jutek pula), dan diminta berkas dokumen sebagai bukti juga loh.
    Mas mas imigrasi tanya “ini siapa kamu? kenal dimana? berapa lama kenal? dia orang mana? lahir dimana? tinggal dimana? nama lengkapnya siapa?”
    Jadi gak kebayang, kalo (misalnya) mbak Lorraine urus surat sponsor buat si orang itu terus pas di imigrasi ditanyain sama petugas (yang jutek banget),
    “kenal dimana?” “di itu, di sosmed, Meneer :)” gue 80% yakin gak boleh masuk! haha

    Anyway thanks for sharing yah mbak!

    • Hai Prita. Nah itu memang salah satu pertimbangan aku tulis pos ini. Sepertinya yang tanya ngga kebayang ribetnya urusan ini dan yang penting juga tanggung jawab sih ya. LIhat aja pengalaman kamu yang ke NL mengunjungi pacar ditanya macem-macem di douane. TFS juga Prita.

Leave a reply to Lorraine Cancel reply