about me / Age + / Bahasa Indonesia / Thoughts

Kategori baru: Age +

Kadang, antara gemes dan merasa lucu gw baca beberapa ketikan orang di Twitter tentang proses penuaaan. Kesan dan anggapan mereka tentang orang di usia tertentu itu sebagian besar stereotipikal, terutama menyangkut fisik, bahkan beberapa termasuk ageist (diskriminasi umur). Gw pernah tulis pos tentang diskriminasi umur tapi bahasannya di pos itu secara umum.

Berhubung sekarang gw udah 50 tahun umurnya, yang mana untuk sebagian anak muda umur segini udah dianggap purbakala :-), gw akan menulis sejumlah pos bahas segala hal tentang proses menua; dari fisik, olah raga, mental sampai perkembangan pribadi sebagai individu. Konten dan informasi Age + ini pengalaman dan pengamatan pribadi gw ya. Supaya cari pos tentang ini gampang, mulai sekarang di blog ini ada kategori baru: Age +.

Age + (baca: age positivity) itu menurut gw gaya hidup menyikapi dan menjalani hidup sebagai orang dalam kategori usia yang menurut demografi sudah tua. Oh ya, dalam seri pos di Age + gw juga akan pasang foto-foto gw di sini untuk kasih lihat ke kalian bahwa menua itu ngga semengerikan seperti kalian (yang lebih muda dari gw) bayangkan. Menua itu adalah satu privilese dan berkah. Gw ngga punya jawaban dari semua pertanyaan yang ada di kepala kalian, tapi setidaknya dengan menulis seri pos ini, ada sudut pandang yang bisa kalian baca untuk masukan.

Dengan komitmen rutin ngeblog tentang Age + semoga ada beberapa pembaca yang bisa terinspirasi atau terbantu di kegalauannya menjadi tua.

Selamat membaca!

19 thoughts on “Kategori baru: Age +

  1. Setuju mbak, menua adalah berkah. Aku pun berusaha menerima penuaan yg juga sedang kualami ini dengan prinsip: aging gracefully. I think yg berkesan buatku dlm masa menua ini adalah: yg kita ‘older’ people miliki tidak dimiliki oleh ‘younger’ people, yaitu: pengalaman. Kita kaya dgn pengalaman karena telah melewati berbagai hal, ujian hidup, dan macem2. So, setidaknya kita punya ‘sedikit’ wisdom. 😊 That’s my 2 cents mbak. 😊

    • Betul Mes, setuju. Maka itu aku mulai seri pos ini di sini, untuk berbagi pengalaman. Siapa tahu berguna untuk sebagian pembaca.

  2. Seneng banget gue sama kategori baru di blog elo. Menua adalah berkah yg dipadani dengan privilese. Gracefully aging buat gue ga mudah karena my emotions are depending on my hormones. Gue beruntung bisa ngobrolin sama elo soal menus ini. Danke.

  3. Nggak kelihatan 50 mbak.

    Dari pengalaman bergaul dengan anak-anak muda, kadang ada yang langsung jadi sopan, berjarak, atau menutup diri setelah tahu lawan bicara usianya berapa. Padahal awalnya biasa saja. Butuh waktu utk gain trust bahwa tetap ok dan asik ngobrol. Syaratnya memang harus paham dan apdet dunia anak muda dan berusaha nggak membandingkan jaman kita atau menasehati (kecuali kepepet)

  4. Pingback: Manfaat olahraga untuk gw | Chez Lorraine

  5. sepakat Mbak Yo, buatku menua pun berkah. Bertahun-tahun yang lalu, aku selalu berpikir kalo orang sudah 40+ itu terlihat tua sekali. Sekarang saat aku menginjak usia 30+ ini, melihat yang usia 40 dan 50 tidak terasa sejauh dan setua yang kubayangkan dulu.

    • Amin ya Ira. Betul, waktu masih umur 20an lihat orang umur 40 – 50 tahun ini kayanya tua banget. Sekarang kita sendiri semakin menua, lihat orang umur di 50an ya biasa aja.

  6. Bu Yoyeeen terima kasih sudah membuat kategori baru tentang usia. Aku suka baca-baca tulisan orang yang lebih tua seperti ini sebagai bahan persiapan, hehehehe kalau diberi umur panjang. Btw itu Bu Yoyen usia 50 tahunan tapi masih kelihatan muda ya, emang bener stereotip sebagian orang itu nggak bisa dibilang benar.

Tell me what you think